Polri Ekspor Jagung 3.200 Ton dan 18 Gudang, Polri melangsungkan Panen Raya Serempak jagung di beberapa propinsi, termasuk Lampung, Jawa tengah, dan Sulawesi Selatan, sekalian melepaskan 3.200 ton jagung export ke Singapura dan Timor Leste lewat Dermaga Tanjung Priok, Jakarta. Aktivitas ini dipegang secara langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di awal Juni 2025.
Serangkaian panen raya itu mencakup pembangunan 18 gudang penyimpanan jagung di daerah-daerah riskan suplai, seperti Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Gudang-gudang ini memakai tehnologi pendinginan hebat untuk kurangi kerusakan hasil panen sampai 15 %.
Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) menyongsong baik kerjasama antarlembaga ini. Ketua JAN, Romadhon Jasn, memandang peranan Polri dalam bidang pertanian tidak cuma simbolis, tetapi bentuk riil Polri Akurat perkuat ketahanan pangan. “Kesuksesan panen raya dan export jagung memperlihatkan Polri tidak cuma bekerja menjaga keamanan, tapi juga berperan pada kesejahteraan petani dan kestabilan pangan nasional,” kata Romadhon, Kamis (5/6)
Berdasar data Tubuh Pusat Statistik (BPS), produksi jagung nasional pada Januari-Juli 2025 capai 9,45 juta ton, naik 11,08 % dibandingkan masa yang masih sama tahun kemarin. Kenaikan ini dituruti oleh peluasan luas panen jagung sampai 1,66 juta hektar, karena adopsi varietas hibrida unggul dan tehnologi pertanian akurat.
Romadhon Jasn mengingati, selainnya animo, perlu pemantauan supaya sarana penyimpanan dan export jalan efisien. “Dengan kehadiran 18 gudang, rintangan setelah itu transparan management tiap gudang. JAN siap bekerjasama pastikan bujet pembangunan dan operasional gudang dipakai sama sesuai ketetapan,” katanya.
Di Lampung, kedatangan aparatur Polri yang ikut langsung turun menolong proses panen memberi nilai lebih. Kelompok-kelompok tani memberikan laporan kenaikan hasil panen sampai 20 % karena kontribusi tehnologi sortasi biji jagung dan mesin pengering tenaga surya yang disiapkan lewat koordinir Polri-Kementan.
Romadhon Jasn mengutamakan jika tehnologi dan sumber daya Polri harus disertai skema kerja sama yang terbuka. “Integratif tehnologi dalam panen raya harus dibuka akses penilaian ke petani, pemda, dan warga sipil. Ini penting supaya pengembangan betul-betul tingkatkan keproduktifan, bukan sekedar program sebentar,” katanya.
Pemerintahan menarget export jagung sampai 500.000 ton di akhir 2025. Kerjasama di antara Polri, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan diharap perkuat logistik dan sertifikasi kualitas. Persiapan gudang penyimpanan sebagai buffer stock lokal menjadi kunci menjaga harga jagung dalam negeri masih tetap konstan.
Romadhon Jasn mengingati jika export jagung harus menyamakan keperluan dalam negeri. “JAN memberikan dukungan usaha tingkatkan devisa lewat export, tetapi janganlah sampai petani kehilangan kejelasan pasar lokal. Pemerintahan perlu memutuskan paket pemasaran lokal dan export dengan jelas,” katanya.
Di depan, JAN terus akan mengawasi implikasi program Panen Raya Serempak Polri dan operasional gudang baru. Romadhon ajak seluruh pihak, dimulai dari pemerintahan sampai warga, untuk memberikan dukungan kebersinambungan program ini. “Ketahanan pangan ialah tanggung-jawab bersama, dan Polri sudah memperlihatkan cara riil. Sekarang pekerjaan kita menjaga supaya program ini membumi dan berasa benefisiarinya untuk petani dan konsumen,” tutup Romadhon Jasn.